May 30, 2025
Terowongan Misterius Siantar Hotel

Terowongan yang sudah ada sejak jaman penjajahan, meski dilaporkan bahwa Terowongan Misterius Siantar Hotel itu hanya tempat domestic para penjajah, namun masyarat merasakan gangguan mistis dan tak logika berasa dari tempat itu. Kalau kamu pernah jalan-jalan ke pusat Kota Pematang Siantar, kamu mungkin pernah lihat sebuah bangunan tua yang berdiri agak tenang di tengah lalu lintas yang padat. Dari luar, Siantar Hotel kelihatan biasa saja, bahkan sedikit jadul. Tapi coba tanya ke warga sekitar—pasti ada saja yang bakal mulai bisik-bisik tentang “lorong di bawah tanah”.

Saya sendiri nggak langsung percaya waktu pertama kali dengar. Waktu itu, saya lagi duduk di warung kopi dekat pasar, ngobrol santai sama abang becak. Ngobrolin hal-hal biasa, sampai tiba-tiba dia bilang pelan, “Bang, tahu nggak? Hotel itu ada lorong rahasia. Katanya bekas jalan tentara jaman Belanda.” Saya kira dia bercanda, tapi cara dia ngomong, dan tatapan matanya yang mulai serius, bikin saya merinding juga.


Hotel Biasa, Tapi Lorongnya Bikin Merinding

Masyarakat sini percaya kalau lorong itu dibangun di masa kolonial. Dulu katanya buat transportasi barang, atau jalan rahasia para petinggi Belanda kalau harus kabur. Tapi makin ke sini, ceritanya makin ke mana-mana. Ada yang bilang lorong itu panjangnya puluhan meter dan bisa tembus ke bekas pabrik tua. Ada juga yang bilang, pernah ada orang masuk, tapi nggak keluar lagi.

Saya sempat coba cari tahu sendiri. Tanya-tanya ke orang hotel, petugas jaga, sampai warga sekitar. Jawabannya beragam. Tapi yang pasti, sebagian besar bilang, “Iya, bang. Ada. Tapi sekarang ditutup. Udah lama nggak ada yang berani ke situ.”


Ada Apa di Balik Lorong Itu?

Waktu saya berusaha gali lebih dalam, saya ketemu dengan salah satu mantan staf hotel, sebut saja Pak Darwin. Pria tua yang rambutnya sudah memutih ini awalnya ogah cerita, tapi setelah saya duduk bareng dan ngobrol beberapa menit, akhirnya dia buka suara.

“Dulu waktu saya masih kerja, kadang malam-malam terdengar suara pintu tua dibuka. Padahal nggak ada tamu yang masuk ke area bawah,” ujarnya pelan. “Kami anggap angin. Tapi lama-lama aneh. Ada juga teman saya yang katanya ngelihat bayangan tinggi besar di ujung lorong… tapi pas dikejar, hilang.”

Saya sempat tertawa kecil saat dengar itu, tapi ekspresi Pak Darwin sama sekali nggak bercanda. Matanya menerawang, seolah dia melihat ulang peristiwa itu di kepalanya. “Saya nggak mau ganggu. Biarin aja mereka di dunia mereka,” lanjutnya.


Cerita Warga Sekitar: Dari Sekadar Bisikan Jadi Ketakutan Kolektif

Nggak cuma staf hotel, beberapa warga di sekitar lokasi juga pernah ngalamin hal-hal janggal. Misalnya si Ibu Nur, penjual kue keliling yang sering mangkal dekat parkiran hotel. Ia cerita pernah melihat cahaya kecil yang bergerak pelan dari jendela bawah, padahal katanya semua akses ke ruang bawah itu sudah ditutup.

“Awalnya saya kira itu pantulan lampu motor. Tapi kok bisa di lantai bawah? Kayak senter yang jalan sendiri,” ucapnya sambil mengusap lengan, entah karena kedinginan atau karena merinding saat mengingatnya.

Cerita semacam itu bukan cuma satu dua. Bahkan ada yang bilang, pernah ada mahasiswa yang ikut komunitas pencinta sejarah nekat turun lewat pintu darurat di bagian belakang hotel. Hasilnya? Dua dari tiga orang kembali naik dengan wajah pucat pasi. Satu bahkan dikabarkan nggak mau bicara selama dua hari. Nggak jelas apa yang mereka lihat.


Antara Fakta dan Imajinasi

Saya sempat tanya-tanya juga ke komunitas sejarah di Siantar. Salah satu anggotanya bilang mereka memang mendata beberapa struktur bawah tanah peninggalan kolonial, dan lorong hotel ini termasuk yang mencurigakan.

Tapi, katanya, belum ada yang berani survei langsung. Masalahnya bukan cuma soal izin atau keamanan struktur, tapi juga… ya, aura tempatnya. “Pernah sekali kita rencanakan mau masuk. Tapi satu tim kami tiba-tiba demam tinggi sehari sebelum jadwal turun. Anehnya, nggak ketahuan sakit apa,” katanya sambil tertawa kecil, tapi lebih mirip tawa canggung.

Apakah itu sugesti? Mungkin. Tapi anehnya, orang yang nggak percaya mistis pun akhirnya ogah dekat-dekat terowongan itu.


Aura yang Tak Terlihat Tapi Terasa

Ada satu malam saya sempat iseng jalan kaki lewat samping hotel. Sekitar jam 10 malam, suasana kota udah cukup sepi. Saat melintas, saya merasa kayak ada angin dingin yang lewat—bukan angin biasa. Rasanya kayak… hawa dari ruang tertutup yang jarang dibuka.

Langkah kaki saya pelan. Nggak ada suara, cuma desiran. Tapi entah kenapa, insting saya bilang, “Jangan berhenti.” Jadi saya terus jalan, makin cepat. Nggak tahu kenapa, saya nggak berani noleh ke belakang.


Menjadi Sumber Ketertarikan Baru

Meski kisahnya menyeramkan, banyak anak muda sekarang yang justru tertarik mengulik misteri Terowongan Misterius Siantar Hotel. Beberapa konten kreator YouTube dan TikTok bahkan mulai mengangkatnya jadi konten horor.

Sayangnya, karena akses lorong sudah tertutup rapat, belum ada yang berhasil masuk dan merekam isi di dalamnya. Tapi justru itu yang bikin orang makin penasaran.

Saya sempat berpikir, kalau dibuka untuk umum dengan pengamanan ketat, bisa jadi daya tarik wisata sejarah dan horor yang menarik. Tapi ya, nggak semua orang siap berurusan dengan hal yang tak terlihat, bukan?


Apa yang Sebenarnya Tersembunyi?

Terowongan itu sekarang mungkin sudah penuh debu, rayap, dan udara lembap yang tak sehat. Tapi buat banyak orang, yang lebih menyeramkan adalah apa yang “ikut” tinggal di dalamnya. Apakah hanya kenangan kolonial yang tak terlupakan? Atau memang ada sesuatu yang lain… yang memilih tetap tinggal di kegelapan?


Penutup: Kadang, yang Tak Terlihat Justru yang Paling Nyata

Kalau suatu hari kamu sempat ke Siantar dan lewat depan hotel tua itu, cobalah diam sebentar. Rasakan angin malam. Perhatikan suasana sekeliling. Siapa tahu, kamu bisa mendengar bisikan samar dari lorong tua di bawah tanah.

Dan kalau kamu berani? Mungkin kamu bisa jadi orang pertama yang merekam kebenarannya.

Tapi... jangan lupa pamit dulu.

Sun Plaza Medan: Sejarah, Misteri, dan Cerita Horor yang Mencekam