
Pengantar: Misteri di Tengah Alam Bandung
Bandung, kota dengan udara sejuk dan panorama hijau yang menyejukkan, menyimpan banyak rahasia sejarah kelam. Salah satunya terletak di Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda atau yang biasa dikenal dengan sebutan Tahura. Di sanalah berdiri dua situs bersejarah yang menjadi saksi bisu kekejaman masa lalu: Goa Belanda dan Goa Jepang. Dua tempat ini bukan hanya menyimpan nilai sejarah tinggi, tetapi juga kisah-kisah mistis yang tak lekang oleh waktu.
Sejarah Goa Jepang: Benteng Horor Penjajahan
Goa Jepang dibangun sekitar tahun 1942, saat Jepang menduduki Indonesia selama Perang Dunia II. Goa ini bukan goa alami, melainkan dibentuk dari penggalian bukit batu oleh tenaga kerja paksa yang disebut romusha. Para pekerja ini berasal dari berbagai daerah dan dipekerjakan dalam kondisi yang sangat tidak manusiawi: kelaparan, kekurangan air, dan seringkali meninggal di tempat.
Goa Jepang memiliki beberapa lorong dan ruangan sempit yang digunakan untuk:
- Menyimpan amunisi
- Menahan tawanan perang
- Pos komando militer Jepang
Salah satu bagian terdalam goa diyakini sebagai tempat penyiksaan para tahanan. Suara jeritan atau langkah kaki yang bergema di malam hari sering dilaporkan oleh pengunjung maupun penjaga.
Sejarah Goa Belanda: Markas Komando dan Misteri Lorong Hilang

Dibangun lebih dulu pada tahun 1918 oleh Pemerintah Hindia Belanda, Goa Belanda punya fungsi militer dan logistik. Selain untuk gudang mesiu dan komunikasi, goa ini juga terkoneksi dengan sistem kanal irigasi yang menuju ke PLTA Bengkok.
Beberapa misteri Goa Belanda antara lain:
- Lorong tersembunyi yang katanya menuju Gedung Sate (yang berjarak cukup jauh dari Tahura).
- Ruangan tertutup yang katanya dijadikan penjara rahasia bagi para pribumi pemberontak.
- Konon, ada pintu yang tak boleh dibuka sembarangan karena bisa “mengundang” energi lain masuk.
Dari luar, Goa Belanda tampak seperti benteng batu tua yang kokoh. Namun begitu masuk, suasana langsung berubah drastis: dingin, sunyi, dan sedikit mencekam, bahkan di siang hari sekalipun.
Fenomena Mistis dan Urban Legend yang Tersohor
Goa Jepang dan Goa Belanda sudah lama menjadi bahan perbincangan dalam dunia mistis. Beberapa cerita urban legend yang beredar, antara lain:
- Suara Derap Kaki Tanpa Wujud
Banyak yang melaporkan mendengar langkah pasukan tanpa melihat sosok apa pun, terutama di Goa Jepang saat sore menuju malam. - Jeritan Perempuan atau Tangisan
Konon berasal dari roh para korban penyiksaan. - Bayangan Hitam Menyelinap di Lorong
Penampakan siluet atau “bayangan melintas cepat” sering tertangkap oleh kamera wisatawan. - Suhu Tiba-tiba Drop Drastis
Bahkan saat hari panas, suhu di dalam goa bisa terasa seperti kamar es — banyak yang percaya itu pertanda kehadiran “penunggu”.
Pengalaman Wisatawan: Antara Sejarah dan Rasa Ngeri
Banyak wisatawan yang datang dengan niat edukatif, namun pulang dengan rasa merinding. Sebagian mengaku tidak kuat masuk terlalu dalam ke goa, meskipun didampingi pemandu. Ada pula yang mengaku kehilangan arah di dalam lorong meskipun sudah diberi petunjuk.
Beberapa testimoni:
- “Saya foto pakai kamera HP, tapi waktu dicek, ada siluet putih berdiri di belakang saya, padahal itu jam 11 siang.”
- “Pas masuk Goa Jepang, rasanya seperti diawasi. Suara-suara kecil seperti bisikan muncul dari lorong-lorong kosong.”
Dari Lokasi Sejarah ke Destinasi Uji Nyali
Karena kisah-kisah tersebut, Goa Jepang dan Goa Belanda kerap dijadikan lokasi untuk uji nyali atau syuting program misteri. Beberapa stasiun televisi bahkan sudah menjadikan tempat ini sebagai lokasi tetap untuk konten horor dan dokumenter.
Namun pihak pengelola Tahura tetap mengingatkan bahwa tempat ini adalah lokasi sejarah, dan harus dijaga kehormatannya. Pengunjung diminta tidak melakukan tindakan yang tidak sopan atau menantang keberadaan makhluk tak kasatmata.
Akses dan Tips Berkunjung
Lokasi: Taman Hutan Raya Djuanda, Dago Pakar, Bandung
Jam Operasional: 08.00 – 17.00 WIB
Harga Tiket: ± Rp15.000 – Rp20.000 per orang (wisatawan lokal)
Tips Berkunjung:
- Bawa senter atau headlamp jika ingin menyusuri lorong terdalam
- Gunakan sepatu yang nyaman untuk berjalan kaki di jalur tanah dan bebatuan
- Hindari berbicara kasar atau “menantang” saat berada di area goa
- Waspadai anak kecil dan orang dengan kondisi jantung
Penutup: Jejak Sejarah, Bayangan Masa Lalu
Goa Belanda dan Goa Jepang bukan sekadar bangunan tua di balik hutan. Ia adalah saksi bisu penderitaan, perlawanan, dan sisi gelap penjajahan. Namun lebih dari itu, tempat ini juga menyimpan misteri yang tak bisa dijelaskan dengan logika. Apakah itu hanya suara gema dan bayangan cahaya? Atau ada sesuatu yang benar-benar menunggu di dalam kegelapan lorong?
Kamu berani membuktikannya?
Rumah Pengabdi Setan di Bandung: Tempat yang Bikin Bulu Kuduk Berdiri Bahkan Tanpa Kamera